TUGAS MAKALAH FISIKA
KUANTUM
” SPEKTROSKOPI ”
OLEH
:
VIKTOR
SELKIOMA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN
PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NUSA CENDANA
KUPANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
limpahan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “SPEKTROSKOPI”. Di dalam makalah ini dibahas seluk beluk yang
menyangkut dengan Spektroskopi dan jenis - jenisnya. Makalah ini dibuat sebagai
bahan pembelajaran sangat penting untuk dipelajari dalam ilmu fisika.
Penulis
juga mengucapkan terima kasih seluruh pihak yang turut membantu penulis dalam
menyelesaikan makalah ini. Namun penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dari berbagai pihak
khususnya kepada dosen yang bersangkutan demi penyempurnaan dan perbaikan
makalah ini.
Kupang, 16 Mei 2012
Penulis
Kupang, 16 Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
Judul ………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………… ii
Daftar Isi ………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………… 1
2. Tujuan ………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
1. Spektrum ………………………………... 2
2. Spektrum Atom dan Tingkat - Tingkat Energi
……………………………….. 3
3.
Spektroskopi ………………………………… 8
4. Jenis
– jenis Spektroskopi ………………………………… 9
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan ………………………………… 13
DAFTAR PUSTAKA ………………………………... 14
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang.
Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas
hanya pada suatu set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di
dalam sebuah kontinum. Kata ini
ber-evolusi dari bahasa Inggris kuno spectre
yang berarti hantu, tetapi arti modern sekarang berasal dari penggunaannya
dalam ilmu alam.
Cahaya merupakan suatu
bagian yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Kecerahan merupakan
salah satu parameter yang biasa diukur dalam berbagai kegiatan
pengamatan atau penelitian, salah satunya dalam penginderaan jauh
kelautan. Nilai kecerahan menunjukkan kemampuan cahaya matahari masuk dan terdeteksi pada suatu alat pengukur intensitas cahaya,
atau berkaitan dengan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam
suatu tempat atau ruang. Diberbagai
penelitian yang terkait dengan cahaya atau kecerahan, perlu diketahui
seberapa besar intensitas cahaya tersebut berada di suatu tempat.
Untuk mengetahui besar intensitas cahaya, dibutuhkan alat ukur cahaya.
Beberapa alat yang kini digunakan dalam mengukur intensitas cahaya adalah
luxmeter, dan spektrometer. Luxmeter digunakan untuk mengukur intensitas cahaya dalam
satuan lux, sedangkan spektrometer digunakan untuk mengukur cahaya secara
spesifik pada spectrum elektromagnetik. Dibandingkan dengan luxmeter, spektrometer memiliki beberapa
keunggulan, yaitu mampu mengukur nilai absorbansi, transmisi, reflektansi, dan irradiansi
dari suatu obyek yang diamati. Namun, sejauh ini penggunaan spektrometer masih terbatas
digunakan oleh beberapa kalangan saja, karena harganya yang
relatif mahal dan belum terlalu banyak diproduksikan.
2.
Tujuan.
Tujuan
dari penulis membuat makalah ini adalah yang dapat membantu berjalannya proses
kuliah Fisika Kuantum dan juga dapat membantu pembaca dalam memahami apa itu
Spektroskopi.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Spektrum.
Spektrum adalah sebuah keadaan atau harga yang tidak terbatas
hanya pada suatu set harga saja tetapi dapat berubah secara tak terbatas di
dalam sebuah kontinum. Kata ini
ber-evolusi dari bahasa Inggris kuno spectre
yang berarti hantu, tetapi arti modern sekarang berasal dari penggunaannya
dalam ilmu alam.
Penggunaan
pertama kata spektrum dalam ilmu alam adalah di bidang optik untuk
menggambarkan pelangi warna dalam cahaya tampak ketika cahaya tersebut terdispersi
oleh sebuah prisma, dan sejak
itu diterapkan sebagai analogi di berbagai bidang lain. Kini istilah itu
dipakai juga untuk menggambarkan rentang keadaan atau kelakuan yang luas yang
dikelompokkan bersama dan dipelajari di bawah sebuah topik untuk kemudahan
diskusi, misalnya 'spektrum opini politik', atau 'spektrum kerja dari sebuah
obat', dan lain sebagainya. Pada penggunaan ini, harga-harga di dalam sebuah
spektrum tidak perlu digambarkan secara tepat sebagai sebuah bilangan sebagaimana
dalam bidang optik. Dalam penggunaan spektrum yang paling modern, terdapat
'tema pemersatu' di antara ekstrem-ekstrem di kedua ujung.
Arti Modern
dalam Ilmu Fisika
Pada abad 17 kata spektrum diperkenalkan ke dalam
bidang optika, untuk
merujuk pada rentang warna yang
teramati ketika cahaya putih terdispersi oleh sebuah prisma. Segera
istilah tersebut merujuk pada plot intensitas cahaya sebagai fungsi dari frekuensi atau panjang gelombang.
Istilah spektrum
kemudian segera diterapkan untuk gelombang-gelombang lain,
seperti gelombang suara, dan
sekarang diterapkan untuk semua sinyal yang dapat diuraikan ke dalam
komponen-komponen frekuensi. Sebuah spektrum
biasanya adalah plot 2 dimensi dari
sekumpulan sinyal, menggambarkan komponen-komponennya dengan ukuran lain.
Kadang-kadang, kata spektrum merujuk pada kumpulan sinyal itu sendiri,
seperti pada "spektrum cahaya tampak", yang
merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat dikesani oleh mata manusia. Cahaya
yang dilewatkan pada sebuah prisma terpisahkan ke dalam warna-warna berdasarkan
panjang gelombang. Warna ungu di salah satu ujung memiliki panjang gelombang
terpendek dan merah di ujung lainnya memiliki panjang gelombang terpanjang.
Urutan warna dari panjang gelombang panjang ke pendek adalah merah, jingga,
kuning, hijau, biru, ungu. Ketika panjang gelombang diperpanjang melewati
cahaya merah, akan didapati inframerah, gelombang mikro dan radio. Ketika
panjang gelombang diperpendek melewati cahaya ungu, didapati ultraungu, sinar-x, dan sinar gamma.
2.
Spektrum Atom dan Tingkat - Tingkat
Energi.
Pada
pertengahan abad ke-19, studi tentang spektra cahaya yang dipancarkan dari
pembakaran dan lecutan listrik pada gas telah menunjukkan karakteristik spektra
atom dari unsur kimia. Pada masa awal abad ke-20, studi terhadap struktur dalam
suatu atom telah berk embang dan menjelaskan mekanisme dari karakteristik
spektra atom.
Lecutan
listrik pada gas hidrogen memberikan spektrum atom hidrogen yang berupa
garis-garis yang terang yang membentuk sebuah deret yang terdiri dari 4 panjang
gelombang pada daerah cahaya tampak (400 ~ 800 nm); nilai panjang gelombang
yang dikoreksi terhadap vakum adalah λ1 = 656,47 nm, λ2 =
486,28 nm, λ3 = 434,17 nm, λ4 = 410,29 nm. Pada tahun
1885, Balmer menemukan rumus berikut (Rumus Balmer), yang memenuhi panjang
gelombang garis cahaya terang dari spektra.
(1.13)
Dengan λk
adalah panjang gelombang dari garis ke-k untuk k = 1 ~ 4 dalam spktrum cahaya
tampak dan garis-garis untuk k = 5 juga dapat diamati pada daerah ultraviolet.
Sebuah deret garis spektral yang berhubungan dengan persamaan (1.13) disebut
sebagai deret Balmer yang akan berkovergensi pada a = 3647 nm ketika k → ∞.
Beberapa deret yang lain (Tabel 1.2) juga diamati pada daerah infra merah dan
ultra violet. Deret-deret ini diketahui secara bersama-sama akan memenuhi rumus
berikut (Rumus Rydberg).
(1.14)
Di sini m
dan n adalah bilangan bulat positif, yang berkaitan dengan suatu garis spektral
tertentu dan R adalah konstanta Rydberg. Rumus Rydberg ini dapat diaplikasikan
tidak hanya pada garis spektra emisi akan tetapi juga pada spektra serapan
(absorpsi), yang diamati sebagai hilangnya intensitas cahaya setelah melalui
sampel.
Tabel 1.1 Fungsi
kerja W untuk berbagai logam
Tabel 1.2 Deret garis
spektral dari atom hidrogen
Marilah kita
meninjau pentingnya rumus Rydberg berdasarkan teori kuantum yang diperkenalkan
oleh Planck dan Einstein. Hakekat dari proses absorpsi atau emisi cahaya
(gelombang elektromagnetik) adalah sebuah proses yang memberikan atau menerima
foton hv, di mana hukum kekekalan energi selalu harus dipenuhi. Dengan
mengalikan pada kedua sisi di persamaan (1.14) dengan hc dan dengan
menggunakan hubungan c = vλ, energi foton hv yang terlibat pada
saat penyerapan dan pemancaran cahaya dapat dinyatakan sebagai perbedaan antara
dua suku berikut :
(1.15)
Dalam
hubungannya dengan interpretasi efek fotolistrik yaitu bahwa keseimbangan e
nergi dari sebuah elektron adalah sama dengan hv, setiap suku baik
dikiri maupun dikanan pada persamaan (1.15) berkaitan dengan energi dari
keadaan elektron sebelum atau sesudah proses penyerapan atau pemancaran cahaya.
Dikarenakan energi sebuah elektron yang ditangkap dalam material adalah negatif
sebagaimana dalam kasus pada persamaan (1.10), sebuah rumus untuk tingkat
energi dari sebuah elektron dalam atom hidrogen dapat diperoleh sebagai
berikut,
(1.16)
Di mana n
adalah bilangan bulat positif 1, 2, 3,…. Dengan menggunakan persamaan ini untuk
tingkat-tingkat energi, persamaan (1.15) dapat diperluas dalam bentuk sebagai
berikut dengan asumsi bahwa En > Em.
(1.17)
Gambar 1.7 Penyerapan
dan pemancaran cahaya dan kondisi dari frekuensi Bohr.
Sebagaimana
ditunjukkan oleh anak panah pada Gambar 1.7, pada saat penyerapan cahaya sebuah
elektron akan terangkat dari tingkat energi yang lebih rendah ke tingkat energi
yang lebih tinggi dan pada saat pelepasan cahaya sebuah elektron akan turun
dari tingkat energi yang lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah. Persamaan
(1.17) akan menjadi persamaan berikut untuk frekuensi v.
(1.18)
Persamaan
ini pertama kali diusulkan oleh N.H.D. Bohr pada tahun 1913 dan disebut sebagai
kondisi frekuensi Bohr. Sekarang marilah kita memperhatikan arti dari persamaan
(1.16) dan Gambar 1.7. Tingkat keadaan elektron pada n = 1 adalah tingkat
energi terendah dan disebut sebagai keadaan dasar. Tingkat yang lebih tinggi n
≥ 2 disebut sebagai keadaan tereksitasi. Dalam tingkat n → ∞ energi elektron
menjadi 0, dan elektron akan dilepaskan dari gaya tarik-menarik oleh inti. Hal
ini berkaitan dengan keadaan ionik (keadaan terionisasi) di mana sebuah proton
dan sebuah elektron pada atom dipisahkan pada jarak tak berhingga. Karenanya
pula keadaan terionisasi dari sebuah atom hidrogen WH diberikan oleh persamaan
berikut ini.
(1.19)
Gambar 1.8 Tingkat
energi dan spektra dari atom hidrogen.
Pada tahun
1911, E. Rutherford mengusulkan sebuah model dari struktur atom yang didasarkan
pada studi eksperimen tentang partikel α (aliran atom helium) yang dihamburkan
oleh lembaran tipis logam seperti lembaran tipis emas. Pada model ini, sebuah
atom hidrogen terdiri atas sebuah proton dan sebuah elektron yang berkeliling
di sekitar proton.
Gambar 1.9 Model atom
Bohr.
Bohr
berhasil menurunkan persamaan untuk tingkat energi dari atom hidrogen pada
tahun 1913 dengan memperkenalkan suatu ide baru dalam sistem fisis dari sebuah
elektron yang bergerak di sekitar proton pada jarak yang konstan dengan radius
r. Gerak m elingkar dari sebuah elektron dengan kecepatan v di sekitar sebuah
proton dengan radius r memberikan persamaan berikut yang menghubungkan gaya listrik
dari hukum Coulomb dan gaya sentripetal dari gerak melingkar.
(1.20)
Di sini,
bagian sisi kiri dari persamaan di atas adalah gaya Coulomb dan bagian sisi
kanan adalah gaya sentripetal. Secara umum, gaya sama dengan (masa) x
(percepatan), berdasarkan hukum Newton tentang gerak. Dalam kasus ini, masa
adalah masa elektron m, dan gaya sentripetal adalah v2/ r .
Bohr mengasumsikan sebuah kondisi kuantum yang meminta sebuah produk operasi
antara momentum (masa, m x kecepatan, v) dengan keliling lingkaran (2πr)
sebagai perkalian konstanta Planck, h dengan bilangan bulat.
(1.21)
Jika kondisi
ini tidak dipenuhi, sistem tidak akan dapat berada pada kondisi yang stabil.
Dari persamaan (1.20) dan (1.21), radius dari orbit lingkaran dalam keadaan
stasioner diturunkan sebagai berikut,
(1.22)
Di sini, aB
= ε0 h2 / πme2adalah radius orbital dalam
keadaan stasioner pada n = 1 dan disebut sebagai radius Bohr. Nilai dari aB
adalah 5.292 x 10-11 m dan jarak ini dapat ditinjau sebagai ukuran
dari sebuah atom hidrogen. Energi total E dari sebuah elektron adalah
penjumlahan dari energi kinetik mv2/2 dan energi potensialnya U.
Energi potensial U(r) dari sebuah elektron di bawah pengaruh gaya Coulomb dalam
suku sisi kiri pada persamaan (1.20) dapat diperoleh sebagai berikut. Energi
potensial pada jarak tak berhingga U(∞) diambil sama dengan 0 sebagai energi
referensi. Kemudian kerja yang diperlukan untuk memindahkan elektron dari jarak
r ke jarak tak berhingga terhadap gaya tarik-menarik Coulomb adalah sama dengan
U (∞) – U (r )
Dengan
menggunakan persamaan (1.20), persamaan energi diperoleh menjadi
Dengan
mensubstitusi persamaan (1.22) untuk r, kita mendapatkan sebuah persamaan untuk
tingkat energi ke-n, En sebagai berikut
(1.23)
Dengan
melakukan perbandingan antara persamaan ini dan persamaan (1.16) kita
memperoleh perhitungan teoritis dari konstanta Rydberg, R.
(1.24)
3.
Spektroskopi.
Spektroskopi adalah
ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau
partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana
"cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta
analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan
tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan
non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, foton, gelombang suara, sinar x dan
lain sebagainya.
Spektroskopi
umumnya digunakan dalam kimia fisik dan kimia
analisis
untuk mengidentifikasi suatu substansi
melalui spektrum yang dipancarkan atau yang diserap. Alat untuk merekam
spektrum disebut spektrometer.
Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak
jauh. Kebanyakan teleskop-teleskop
besar mempunyai spektrograf yang digunakan untuk mengukur komposisi kimia dan
atribut fisik lainnya dari suatu objek astronomi atau untuk mengukur kecepatan
objek astronomi berdasarkan pergeseran Doppler garis-garis
spektral. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
Spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul.
Kuantitas fisik yang
diukur.
Jenis
spektroskopi tergantung dari kuantitas fisik yang diukur. Kuantitas yang diukur
adalah jumlah atau intensitas dari sesuatu. Intensitas radiasi
elektromagnetik yang
dipancarkan dan jumlah yang diserap dipelajari di spektroskopi elektromagnetik.
Amplitudo getaran-getaran makroskopik dipelajari di spektroskopi akustik dan spektroskopi mekanika dinamik.
Energi kinetik dari partikel dipelajari di spektroskopi energi elektron dan spektroskopi elektron Auger.
Rasio massa molekul dan atom dipelajari
di spektrometri massa,
kadang-kadang disebut juga dengan spektroskopi massa.
4.
Jenis – jenis Spektroskopi.
Ada beberapa jenis spektroskopi diantaranya:
a. Spektroskopi
Emisi
Spektroskopi emisi
menggunakan kisaran spektrum elektromagnetik di mana suatu zat memancar
(memancarkan). Substansi pertama harus menyerap energi. Energi ini dapat
berasal dari berbagai sumber, yang menentukan nama emisi berikutnya, seperti
pendaran. Molekuler pendaran teknik meliputi spectrofluorimetry.
b. Spektroskopi
Absorbsi
Spektroskopi absorbsi
adalah teknik dimana kekuatan seberkas cahaya diukur sebelum dan sesudah
melewati suatu materi yang pada teknik ini ada fenomena penyerapan cahaya.
c. NMR Spektroskopi
Spektroskopi resonansi
magnetik nuklir, yang paling umum dikenal sebagai spektroskopi NMR, adalah nama
yang diberikan kepada teknik yang mengeksploitasi sifat magnetik inti tertentu.
Ketika ditempatkan dalam medan magnet, NMR inti aktif (seperti 1 H atau 13 C)
menyerap frekuensi karakteristik dari isotop. Frekuensi resonansi, penyerapan
energi dan intensitas sinyal sebanding dengan kekuatan medan magnet. Sebagai
contoh, dalam 21 tesla medan magnet, proton beresonansi pada frekuensi 900 MHz.
Hal ini umum untuk mengacu ke 21 T magnet sebagai 900 MHz magnet, meskipun inti
berbeda beresonansi pada frekuensi yang berbeda di bidang ini kekuatan. Dalam
medan magnet bumi inti yang sama beresonansi pada frekuensi audio. Efek ini
digunakan di lapangan Bumi NMR spektrometer dan instrumen lainnya. Karena
instrumen ini portabel dan murah, mereka sering digunakan untuk mengajar dan
studi lapangan.
d. Spektroskopi Infra Merah
Spektroskopi inframerah
merupakan salah satu alat yang banyak dipakai untuk mengidentifikasi senyawa,
baik alami maupun buatan. Dalam bidang fisika bahan, seperti bahan-bahan
polimer, inframerah juga dipakai untuk mengkarakterisasi sampel. Suatu kendala
yang menyulitkan dalam mengidentifikasi senyawa dengan inframerah adalah tidak
adanya aturan yang baku untuk melakukan interpretasi spektrum. Karena
kompleksnya interaksi dalam vibrasi molekul dalam suatu senyawa dan efek-efek
eksternal yang sulit dikontrol seringkali prediksi teoretik tidak lagi sesuai.
Pengetahuan dalam hal ini sebagian besar diperoleh secara empiris dan
pengalaman.
Spektroskopi inframerah
dekat (IMD) didasarkan pada efek overtone molekul dan getaran kombinasi.
Transisi dua efek ini “terlarang” dalam aturan larangan pada mekanika kuantum.
Sebagai hasilnya, absorptivitas molar pada wilayah inframerah dekat cukup
kecil.
Teknik ini memiliki
keuntungan karena IMD secara umum dapat jauh menembus sampel daripada radiasi
“inframerah sedang”. Teknik ini dikenal kurang sensitif, tetapi sangat berguna
dalam pengujian material “mentah” (belum diolah), tanpa atau hanya sedikit
persiapan sebelumnya. Dalam praktek, NIRS seringkali dikalibrasi dengan teknik
lain yang lebih sensitif untuk mendapatkan hubungan antara hasil kedua teknik
itu.
Spektrum yang
dihasilkan overtone molekul dan getaran kombinasi di bagian IMD umumnya sangat
lebar, sehingga terbentuk spektrum-spekrum yang rumit. Ini menyulitkan
penentuan komponen kimiawi yang spesifik. Teknik-teknik kalibrasi statistika
multivariat (seperti analisis komponen utama atau kuadrat terkecil parsial)
sering dipakai untuk memberikan informasi tentang kandungan kimiawi yang
diinginkan.
Spektroskopi
(Gelombang) Inframerah-Dekat (Inggris: Near-infrared Spectroscopy, biasa
dikenal dengan singkatannya: NIRS) merupakan satu teknik spektroskopi yang
menggunakan wilayah panjang gelombang inframerah pada spektrum elektromagnetik
(sekitar 800 sampai 2500 nm). Dikatakan “inframerah dekat” (IMD) karena wilayah
ini berada di dekat wilayah gelombang merah yang tampak. Penggunaan teknik (dan
alat) ini umum di bidang farmasetika, diagnostik medis, ilmu pangan dan
agrokimia (terutama yang terkait dengan pengujian kualitas), riset mesin bakar,
serta spektroskopi dalam astronomi.NIRS umum dipakai dalam diagnostik medis,
terutama dalam pengukuran kadar oksigen darah, atau juga kadar gula darah.
Meskipun bukan teknik yang sangat sensitif, NIRS “tidak menakutkan”
pasien/subjek karena tidak memerlukan pengambilan sampel (non-invasif) dan
dilakukan langsung dengan menempelkan sensor di permukaan kulit.
e.
Fluoresensi
Fluoresensi
spektroskopi menggunakan foton energi yang lebih tinggi untuk merangsang
sampel, yang kemudian akan memancarkan foton energi yang lebih rendah. Teknik
ini telah menjadi populer untuk aplikasi biokimia dan medis, dan dapat
digunakan untuk mikroskopi confocal, transfer energi resonansi fluoresensi, dan
pencitraan fluoresensi seumur hidup.
f. Sinar X
Ketika X-ray dari frekuensi yang cukup (energi) berinteraksi
dengan zat, elektron shell batin dalam atom sangat antusias untuk orbital
kosong luar, atau mereka mungkin dihapus sepenuhnya, ionisasi atom. Shell
"lubang" dalam kemudian akan diisi oleh elektron dari orbital
terluar. Energi yang tersedia dalam proses de-eksitasi dipancarkan sebagai
radiasi (fluoresensi) atau akan menghapus lain yang kurang-terikat elektron
dari atom (Auger effect). Frekuensi absorpsi atau emisi (energi) merupakan
karakteristik dari atom tertentu. Selain itu, untuk suatu atom tertentu, kecil
frekuensi (energi) variasi yang merupakan ciri khas dari ikatan kimia terjadi.
Dengan alat yang cocok, ini karakteristik sinar-X atau elektron Auger frekuensi
energi dapat diukur. X-ray spektroskopi penyerapan dan emisi yang digunakan
dalam ilmu kimia dan material untuk menentukan komposisi unsur dan ikatan
kimia.
X-ray kristalografi adalah proses hamburan; kristal bahan
pencar sinar-X pada sudut didefinisikan dengan baik. Jika panjang gelombang
insiden sinar-X yang diketahui, ini memungkinkan perhitungan jarak antara
pesawat dari atom-atom dalam kristal. Intensitas dari sinar-X yang tersebar
memberikan informasi tentang posisi atom dan memungkinkan susunan atom-atom
dalam struktur kristal harus dihitung. Namun, cahaya sinar-X kemudian tidak
tersebar sesuai dengan panjang gelombang, yang ditetapkan pada nilai yang
diberikan, dan difraksi sinar-X demikian bukanlah sebuah spektroskopi.
g. Api
Sampel
larutan cair yang disedot menjadi sebuah kombinasi burner atau nebulizer /
burner, desolvated, dikabutkan, dan kadang-kadang bersemangat ke keadaan energi
yang lebih tinggi elektronik. Penggunaan api selama analisis memerlukan bahan
bakar dan oksidan, biasanya dalam bentuk gas. Bahan bakar gas umum digunakan
adalah asetilena (ethyne) atau hidrogen. Gas oksidan umum digunakan adalah
oksigen, udara, atau nitrous oksida. Metode ini seringkali mampu menganalisis
analit unsur logam di bagian per juta miliar atau rentang konsentrasi yang
mungkin lebih rendah. Detektor cahaya yang diperlukan untuk mendeteksi cahaya
dengan analisis informasi yang datang dari nyala api.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan.
Spektroskopi adalah
ilmu yang mempelajari materi dan atributnya berdasarkan cahaya, suara atau
partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan oleh materi tersebut.
Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara cahaya dan materi.
Dalam catatan sejarah, spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana
"cahaya tampak" digunakan dalam teori-teori struktur materi serta
analisis kualitatif dan kuantitatif. Dalam masa modern, definisi spektroskopi
berkembang seiring teknik-teknik baru yang dikembangkan untuk memanfaatkan
tidak hanya cahaya tampak, tetapi juga bentuk lain dari radiasi elektromagnetik dan
non-elektromagnetik seperti gelombang mikro, gelombang radio, elektron, foton, gelombang suara, sinar x dan
lain sebagainya.
Spektroskopi
umumnya digunakan dalam kimia fisik
dan kimia analisis untuk
mengidentifikasi suatu substansi melalui spektrum yang dipancarkan atau yang
diserap. Alat untuk merekam spektrum disebut spektrometer. Spektroskopi juga
digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan jarak jauh.
DAFTAR PUSTAKA
- · Sunarta. Jurnal . 1997 . FISIKA UNVERSITAS Jilid 2, Ed.5 . Jakarta : Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar